Langsung ke konten utama

Pengaruh ASI Esklusif Terhadap Tumbuh Kembang Bayi



google.com
google.com


google.com



PENGARUH ASI ESKLUSIF
TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI
Ulfa Setyawati
P17110174086
DIII GIZI. Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
setyawatyulfa@gmail.com
Abstrak:
Air susu ibu adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat (Wikipedia). Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Sedangkan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal (Utami Roesli, 2004). Program ASI eksklusif yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan RI yang menganjurkan memberikan hanya ASI sampai 4 bulan jangan sampai disalahartikan oleh masyarakat, di mana pemberian ASI hanya dilakukan sampai bayi berusia 4 bulan, setelah itu  tidak lagi memberikan ASI. Anjuran untuk memberikan ASI sampai usia 2 tahun dilatarbelakangi oleh alasan ekonomi dan kesehatan. Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui. Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang (Roesli, 2000).
Kata kunci: ASI, Esklusif, Tumbuh Kembang

  1. Pengetian ASI
Menurut Wikipedia, Air susu ibu adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004). Jadi ASI adalah Air Susu yang diprosuksi oleh ibu yang mempunyai manfaat sangat besar bagi kelangsungan hidup bayi.

  1. Pembrian Asi Esklusif
Menurut Azrul Anwar (2004), ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM kita di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan gizi sejak dini. Asi ekslusif adalah pemberian ASI selama enam bulan pertama (A. August Burns). Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal (Utami Roesli, 2004). ASI eksklusif adalah pemberian  ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air  teh, dan air putih, serta tanpa tambahan  makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi,  dan nasi tim, kecuali  vitamin dan mineral dan obat Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan  tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia  bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat  diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).   ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi  baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur  kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004). ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan  zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki  bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007)




  1. Zat yang Terkandung pada ASI
Kandungan Gizi

Jumlah Per 100 g
Kalori (kcal))) 69
Jumlah Lemak 4,4 g

Lemak jenuh 2 g

Lemak tak jenuh ganda 0,5 g

Lemak tak jenuh tunggal 1,7 g

Kolesterol 14 mg

Natrium 17 mg

Kalium 51 mg

Jumlah Karbohidrat 7 g

Serat pangan 0 g

Gula 7 g

Protein 1 g


Vitamin A
212 IU
Vitamin C
5 mg
Kalsium
32 mg
Zat besi
0 mg
Vitamin D
3 IU
Vitamin B6
0 mg
Vitamin B12
0,1 µg
Magnesium
3 mg
Sumber: Wikipedia
Menurut http://www.idai.or.id
Komposisi 
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.

Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.

Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.

Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.

Vitamin

Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.

Vitamin D

Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.

Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.

Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.

Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.

Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zincASI menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.

ASI dan perkembangan ketrampilan makan

Bayi mengalami pengalaman pertama tentang rasa makanan sejak masih dalam kandungan. Rasa cairan ketuban berubah-ubah bergantung jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama kehamilan di salurkan ke cairan ketuban yang tidak hanya dirasakan oleh janin tetapi juga meningkatkan penerimaan dan kenikmatan bayi pada saat masa penyapihan ASI. Kemampuan bayi untuk mengetahui dan menerima rasa dan selera berkembang setelah lahir. Oleh karena itu pengalaman pertama terhadap rasa dan selera mempunyai dampak terhadap penerimaan rasa dan selera pada masa bayi dan anak. Telah diketahui sejak lama bahwa bayi yang terpapar dengan rasa dalam ASI akan meningkatkan penerimaan rasa tersebut sehingga mempercepat keberhasilan penyapihan. Beberapa bayi yang mendapat ASI lebih dapat menerima sayur-sayuran pada pemberian pertama dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Anak yang diberikan ASI paling sedikit 6 bulan juga lebih jarang mengalami kesulitan makan (picky eaters), sepanjang cara pemberian ASInya benar.
 Penulis : Aryono Hendarto dan Keumala Pringgadini
Sumber : Buku Bedah ASI

Durasi Pemberian ASI

Berdasarkan durasi pemberian ASI, bayi yang mendapatkan ASI 6 bulan atau lebih memiliki ketahanan hidup paling baik dibanding dengan kelompok lainnya. Pada saat durasi pemberian ASI 0 bulan (kurang dari 30 hari), probabilitas ketahanan hidup bayi hanya 0,71. Artinya dari 100 bayi yang lahir dan mendapatkan ASI hanya sampai 30 hari, maka hanya ada 71 bayi yang mampu bertahan sampai usia tepat 1 tahun. Jika durasi pemberian ASI mencapai 6 bulan atau lebih, probabilitas ketahanan hidup bayi adalah 0,99. Artinya, dari 100 bayi yang diberikan ASI sampai 6 bulan atau lebih maka hamper semuanya (99 bayi) memiliki kesempatan untuk merayakan ulang tahun pertamanya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Briend (1988), yang melaporkan bahwa probabilitas ketahanan hidup bayi semakin tinggi dengan semakin lamanya diberi ASI. Terdapat perbedaan ketahanan hidup antara bayi yangdiberi ASI dengan durasi kurang dari 4 bulan, durasi 4-5 bulan, dan durasi 6 bulan atau lebih. Setelah dikontrol dengan jumlah balita dalam keluarga dan wilayah tempat tinggal maka ketahanan hidup bayi yang mendapat ASI dengan durasi 4-5 bulan 2,6 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan ASI dengan durasi <4 bulan. Ketahanan hidup bayi yang mendapatkan ASI dengan durasi >6 bulan 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan ASI dengan durasi <4 bulan. Berdasarkan ketahanan hidup yang semakin tinggi seiring dengan semakin lamanya durasi pemberian ASI, diharapkan durasi pemberian ASI tidak cukup hanya sampai 4 bulan saja, tetapi harus ditingkatkan paling tidak sampai 6 bulan, malahan bisa diteruskan sampai dengan usia 24 bulan. Program ASI eksklusif yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan RI yang menganjurkan memberikan hanya ASI sampai 4 bulan jangan sampai disalahartikan oleh masyarakat, di mana pemberian ASI hanya dilakukan sampai bayi berusia 4 bulan, setelah itu  tidak lagi memberikan ASI. Padahal studi ini telah membuktikan bahwa bayi yang diberi ASI dengan durasi 6 bulan lebih memiliki ketahanan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI dengan durasi 4-5 bulan saja. Anjuran untuk memberikan ASI sampai usia 2 tahun dilatarbelakangi oleh alasan ekonomi dan kesehatan. Secara ekonomi, keluarga tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu formula. Secara kesehatan ASI merupakan cairan hidup yang memiliki karakteristik yang unik sehingga mampu meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan membuat bayi sehat. Bila bayi diberi cairan lain seperti susu formula maka bayi akan memerlukan tambahan energi untuk bisa mencerna susu formula tersebut. Padahal sistem pencernaan bayi belum sempurna, sehingga bila mendapatkan makanan lain dapat menyebabkan kerusakan pada saluran cernanya. Bila bayi diberi ASI, maka ASI tersebut dapat langsung digunakan oleh tubuhnya tanpa memerlukan pengolahan, selain itu komposisi ASI juga mengandung zat yang menyebabkan ASI dapat langsung digunakan tanpa harus melalui proses pencernaan makanan seperti biasa. Hal ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan bayi. Dengan kesehatan yang kuat maka bayi dapat terus melangsungkan kehidupannya.

4.      Manfaat ASI eksklusif
Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui. Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang (Roesli, 2000). Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Negara-negara barat banyak melakukan penelitian khusus guna memantau pertumbuhan bayi penerima ASI eklslusif dan terbukti bayi penerima ASI eksklusif dapat tumbuh sesuai dengan rekomendasi pertumbuhan standar WHO-NCHS (Danuatmaja, 2003).Selain itu juga, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Dengan diberikan ASI berarti bayi sudah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar  4 bulan. Pada  saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun yang dibentuk  sendiri oleh tubuh bayi  belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Selain itu, ASI merangsang terbentuknya antibodi bayi lebih cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi  pasif, tetapi juga aktif. Suatu kenyataan bahwa mortalitas (angka kematian) dan mobiditas (angka terkena penyakit) pada bayi ASI eksklusif jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI (Budiasih, 2008).Disamping itu, ASI juga dapat mengembangkan kecerdasan bayi. Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan atau growt spourt  sangat penting karena pada inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Kesempatan tersebut hendaknya dimanfaatkan oleh ibu agar pertumbuhan otak bayi sempurna dengan cara memberikan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas optimal karena kesempatan itu bagi seorang anak tidak akan berulang lagi (Danuatmaja, 2003).Air susu ibu selain merupakan nutrient ideal, dengan komposisi tepat, dan sangat sesuai kebutuhan bayi, juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang sangat diperlukan pertumbuhan optimal otak bayi. Nutrient-nutrient khusus tersebut adalah taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang (Danuatmaja, 2003).Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. Hasil penelitian terhadap 1.000 bayi prematur membuktikan bayi prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ lebih  tinggi 8,3 poin. Hasil penelitian Dr.Riva (1977) menunjukan bayi ASI  eksklusif pada usia 9 tahun mempunyai IQ 12,9 poin lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi asi eksklusif (Roesli, 2000). Kemudian yang terakhir adalah ASI dapat menjalin kasih sayang. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui, dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan terlindung. Perasaan terlindung  dan disayangi inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi, yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri ( (Purwarini & Rustina , 2012)).Bagi ibu, manfaat menyusui itu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi  disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang (Siswono 2001). Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. Selain itu juga, dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi merusia 12 bulan (Glasier, 2005).Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat mengurangi terjadinya kanker. Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa  penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%. Selain itu, pemberian ASI juga lebih praktis, ekonomis, murah, menghemat waktu dan memberi kepuasan pada ibu (Maulana, 2007).

Daftar Pustaka
Wikipedia (n.d). Rentriered Okober 2017.from.id.wikipedia.org/wiki/Air_susu_ibu
Anwar A (2004). Kecendeungan Masalah Gizi dan Tantangan Dimasa Mendatang
Harjinto,K.,Wahjurni, & Linda, W.(2011). Hubungan Pemberian ASI Esklusif Dengan Frekuensi Kejadian Sakit Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Jugo Kecamatan Mojo Kabupaen Kediri.
Pringgadini,A.H.(2013, Agustus). Rentrived Oktober 2017, from Indonesian Petriatric Socienty:http://ww.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu
Purwantini,J., & Rustina, Y. (2012). Lama Persalinan III Dan Proses Involusi Uteri Mempengaruhi Inisiasi Menyusu Dini Pada Ibu Post Partum
Roesli, U. (2000). Mengenal Asi Esklusif.Tubulus Agriwidya
Rusli, Utami. (2004). Inisasi  Menyusui Dini Plus Asi Esklusif. Pustaka Bunda
Sutingkir, D, & Gustien. (2014). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Dengan Pemberian Asi Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Jambi
Tyfani, M. B., Ngesti U., & Susmini. (2017). Hubungan Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran Asi Post-Partum Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang. Nursing News

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artis Hijabers ask.fm

STYLE HIJAB : ARTIS ask.fm AULIA ZAHIRA yang katanya mirip Adiba Khanza Stylenya KECE abis! Yuk intip style ala Aulia Zahira. Alza katnya diasih lahir tanggal 15 November tapi gatau taun berapa:v.  Yuk deh langsung cek gimana model style Alza. Alza terlihat funny dengan paduan warna pastel. atasan outer berwarna kuning pastel dan bawahannya celana berwarna peach. kamu juga bisa coba outfit ala alza ini. Pas banget kalo buat jalan keluar bareng temen - temen. Alza telihat feminim banget nih karena dia pake rok span.kamu juga bisa pake rok span biar kelihatan feminim:)  Atau kamu mau pergi hangout sama teman - temanmu bisa kok. Cukup dengan atasan Sweater, Celana Jens dengan atasan Pashmina jadi deh siap untuk berangkat hangout sama teman - temanmu.            Foto diatas aku download dari berbagai macam sumber mulai dari Google, Instagram sampe Askfmnya Aulia Zahira, Kalo mau lebih tau alza cek aja askfmnya http://ask.fm/auliazahiraa. Atau cek Ins

Maraknya Plagiasi di Kalangan Mahasiswa

Maraknya Plagiasi di Kalangan Mahasiswa Ulfa Setyawati P17110174086 DIII GIZI. Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang setyawatyulfa@gmail.com google.com                                                      Pada jaman sekarang ini plagiasi dalam mahasiswa marak sekali dikarenakan mereka dengan sangat mudah meng copy dan mem paste materi atau jurnal yang berada dalam internet. Contohnya saat mahasiswa mendapatkan tugas untuk membuat suatu makalah tidak mungkin seorang siswa hanya mencari dengan sebuah penelitian tetapi harus ada referensi baik dari buku maupun internet. Tetapi mahasiswa malah menyalahgunakan internet sebagai media plagiarisme. Sebenarnya seorang penulis tidak mengapa jika menggunakan tulisan mereka untuk bahan materi, tetapi harusnya pengguna mengutip tulisan dengan menggunakan nama penulis. Menurut Wikipedia, Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikan